1.
Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )
Menurut
aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan dipegang teguh
oleh masyarakat. Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat yang berkenaan
dengan cara berpakaian, makan, minum, bercakap-cakap dansebagainya. Orang yang
mengikuti cara-cara yang demikian itulah yang dianggap orang yang baik, dan
orang yang menyalahinya adalah orang yang buruk.
Setiap
bangsa memiliki adat istiadat tertentu. Apabila seorang dari mereka menyalahi adat
istiadat itu, sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya.
Pada
masa sekarang, kirta dapat membenarkan adat istiadat semacam itu dan bukan
mengingkarinya, dan bila adat istiadat itu banyak salahnya, maka tidak tepat
dijadikan ukuran baik dan buruk bagi perbuatan-perbuatan kita.
Poedja
Wijatna mengatakan bahwa adat istiadat pada hakikatnya produk budaya manusia
yang sifatnya nisbi dan relative. Keberadaan paham adat istiadat ini
menunjukkan eksistensi dan pesan moral dalam masyarakat. Berpegang adat
istiadat itu, meskipun tidak benar ada juga faedahnya, sebab ada juga
orang-orang yang tidak mau melanggar adat istiadat yang baik, dan banyak pula
orang-orang yang tidak mau mengikutinya adat istiadat dari lingkungannya.
2.
Baik Buruk Menurut Aliran Hedoisme
Aliran
Hedoisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua, karena berakar pada
pemikiran filsafat Yunani. Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang
baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan
kepuasan nafsu biologis.
a.
Epicurus
Berpendapat
bahwa kebahagiaan, kelezatan ialah tujuan manusia, tidak ada kekuatan dalam
hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan. Kelezatan
akal dan rohani itu lebih penting dari kelezatan badan. Epicurus pun
berpendapat bahwa sebaik-baik kelezatan yang dikehendaki ialah kelezatan
“ketentraman aka”.
b.
Golongan Epicurus
Berpendapat
bahwa perbuatan-perbuatan itu tidak diukur dengan kelezatan dan kepedihan yang
terbatas waktunya saja, tetapi wajib bagi tiap-tia manusia melihat ke semua
hidupnya.
Epicurus
menyebutkan 3 macam kelezatan :
1. Kelezatan yang wajar
dan diperlukan contoh makanan, minuman
2. Kelezatan yang wajar
tetapi belum diperlukan sekali. Missal kelezatan makan yang enak lebih daripada
yang biasa
3. Kelezatan yang tidak
wajar dan tidak diperlukan. Missal kemegahan harta benda.
Aliran
hedoisme dibagi 2 :
1. Egositic Hedoisme
Dinyatakan bahwa ukuran kebaikan adalah
kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Karena dalam aliran ini mengharuskan
kepada pengikutnya agar menyerahkan segala perbuatan untuk menghasilkan
kelezatan yang sebesarbesarnya.
2. Universalistic
Hedoisme
Menyatakan
bahwa aliran ini mengharuskan agar manusia dalam hidupnya mencari kebahagiaan
yang sebesar-besarnya untuk sesame manusia dan bahkan pada sekalian makhluk
yang berperasaan.
3.
Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme ( Humanisme )
Intuisi
adalah merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu berbagai baim dan
buruk dengan sekilas tanpa melihat buah / akibatnya. Aliran Intuitionesme
berpendirian bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan naluri batiniah yang dapat
membedakan sesuatu itu baik atau buruk dengan hanya selintas pandang. Jadi
sumber pengetahuan tentang suatu perbuatan mana yang baik atau mana yang buruk
adalah kekuatan naluri. Kekuatan Naluri atau batin ioni terkadang berbeda
refleksinya karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi dasarnya tetep
sama dan berakar pada tubuh manusia.
Kekuatan
batin ini adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa manusia, tidak terambil
dari keadaan dari luarnya. Menurut paham ini perbuatan yang baik adalah
perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati nurani /
kekuatan batin yang ada dalam durinya, dan sebaliknya perbuatan buruk adalah
perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan batin dipandang buruk.
Penentuan
baik buruk perbuatan melalui kata hati yang dibimbing oleh ilham / intuisi ini
hanyalah dianut dan dikembangkan oleh para pemikir akhlak dari kalangan Islam.
Falsafah akhlak mengatakan bahwa etika adalah tidak emosionalistik tetapi etika
adalah ilham-ilham intuisi, menurut kekuatan itu tidak berupa emosi dan rasio
akan tetapi kekuatan itu mengintruksikan pada manusia agar melakukan berbagai
kewajiban dalam hidupnya dan kekuatan itu terletak dalam diri dan batin
manusia. Paham Intution telah dikecam yang berkata akan adanya Insting didalam
manusia yang dapat memperdayakan antara baik dan buruk, sebagaimana panca indra
yang dapat memperbedakan antara macam-macam warna dan suara bahwa manusia itu
berselisih dalam memberi hukum kepada hal-hal yang sudah terang
Dengan
mengikuti uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa penentuan baik buruk
yang berdasarkan intuisi ini dapat menghasilkan penentuan baik dan buruk yang
berdasarkan intuisi ini dapat menghasilkan penentuan baik dan buruk secara
universal atau berlaku bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat dipahami
karena manusia betapapun memiliki tempat tinggal, kebangsaan, ras, agama dan
lainnya berbeda.
4.
Baik Buruk Menurut Paham Utilitarianisme
Maksud
dan paham ini adalah untuk sesame manusia / semua makhluk yang memiliki
perasaan. Dalam abad sekarang ini kemajuan dibidang teknik cukup meningkat, dan
kegunaanlah yang menentukan segala-galanya. Namun demikian paham ini terkadang
cenderung akstrem dan melihat kegunaan hanya dari sudut pandang materialistic
kegunaan dalam arti bermanfaat yang tidak hanya berhubungan dengan materi
melainkan juga dengan yang bersifat rohani bisa diterima. Dan kegunaan bisa
juga diterima jika yang digunakan itu hal-hal yang tidak menimbulkan kerugian
bagi orang lain. Nabi misalnya menilai bahwa orang yang baik adalah orang yang
memberi manfaat pada yang lainnya.
Ada
beberapa kekurangan dalam peham ini yang bertentangan :
1. Paham yang
memastikan untuk memberi hokum kepada perbuatan akan kebaikan dan keburukannya.
2. Kebahagiaan umum
tidak menjadi ukuran yang tetap lagi terbatas, sehingga untuk memberi hukum
sebuah perbuatan akan baik dan buruknya menjadi tempat perselisihan yang
banyak.
3. Paham yang
menjadikan manusia bersikap dingin pandangannya hanya ditujukan kepada
buah-buah perbuatan apa yang ada kelezatan dan kepedihan.
4. Perkataan yang
menyatakan bahwa tujuan hidup itu hanya mencapai kelezatan dan menjauhi
kepedihan adalah merendahkan kehormatan manusia dan tidak pantas kecuali bagi
jenis binatang.
5.
Baik Buruk Menurut Paham Vitalisme
Menurut
paham ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Paham
ini pernah dipraktekkan pada penguasa di zaman feodalisme terhadap kaum yang
lemah dan bodoh. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan
pola hidup feodalisme, kolonialisme, dictator dan tiranik. Perbuatan dan
ketetapan yang dikeluarkan menjadi pegangan bagi masyarakat, mengingat orang
yang bodoh dan lemah selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya.
Dalam
masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan dan keterampilan sudah
mulai banyak dimiliki oleh masyarakat, paham utalisme tidak akan mendapat
tempat lagi, dan digeser dengan pandangan yang bersifat demokratis.
6.
Baik Buruk Menurut Paham Religiosme
Menurut
paham ini dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan,
sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak
Tuhan. Dalam paham ini keyakinan feologis, yakni keimanan kepada Tuhan sangat
memegang peranan penting, karena tidak mungkin orang mau berbuat sesuai dengan
kehendak Tuhan, jika yang bersangkutan tidak beriman kepadanya. Menurut
Poedjawitna aliran ini dianggap paling baik dalam praktek, namun terdapat pula
keberatan terhadap aliran ini, yaitu karena ketidakumuman dari ukuran baik dan
buruk yang digunakannya. Diketahui bahwa didunia ini terdapat bermacam-macam
agama, dan masing-masing agama menentukan baik buruk menurut ukurannya
masingmasing. Agama Hindu, Budha, yahudi. Kristen, dan Islam, misalnya
masingmasing memiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik dan buruk yang satu
dan lainnya berbeda-beda.
7.
Baik Buruk Menurut Paham Evolusi ( Evolution )
Mengikuti
paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di ala ini mengalami evolusi
yaitu berkembang dari apa adanya menuju kepada kesempurnaannya. Paham ini
pertama muncul dibawah oleh seorang ahli pengetahuan bernama “LAMARK”. Dia
berpendapat bahwa jenis binatang itu berubah satu sama lainnya. Pendapat ini bukan
hanya berlaku pada benda-benda yang tampak, seperti binatang, manusia, dan
tumbuh-tumbuhan. Tetapi juga berlaku pada benda yang tak dapat dilihat / diraba
oleh indra, seperti akhlak dan moral.
Ada
2 faktor pergantian :
1. Lingkungan
mengadakan penyesuaian dirinya menurut keadaan
2. Warisan bahwa
sifat-sifat tetap pada pokok, sesuai dengan pertengahan berpindah pada
cabang-cabangnya. Paham ini disebut paham pertumbuhan dan kepeningkatan
(Evolution).
Herbert
Spencer (1820-1903) salah seorang ahli filsafat Inggris yang berpendapat
evolusi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana,
kemudian berangsur-angsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan kea rah
cita-cita yang dianggap sebagai tujuan. Tampaknya bahwa Spencer menjadikan ukuran
perbuatan manusia itu ialah mengubah diri sesuai dengan keadaan yang
mengelilinginya.
Dalam
sejarah paham evolusi, Darwin (1809-1882) ada;ah seorang ahli pengetahuan yang
paling banyak mengemukakan teorinya. Dia memberikan penjelasan tentang pahamm
ini dalam bukunya The Origin of species. Dikatakan bahwa perkembangan ala mini
didasari oleh ketentuan-ketentuan berikut :
1. Ketentuan alam
(selection ao nature)
2. Perjuangan hidup
(straggle for life)
3. Kekal bagi yang
lebih pantas (survival for the fit test)
Yang
dimaksud dengan ketentuan alam adalah bahwa alam ini menyaring segala yang
maujud (ada). Berdasarkan ciri-ciri hukum alam yang terus berkembang ini
dipergunakan untuk menentukan baik dan buruk.
8.
Baik Buruk Aliran Idealisme
Aliran
idealisme merupakan factor terpenting dari wujudnya tindakantindakan yang
nyata. Menurut Immanual kant untuk dapat terealisasinya tindakan dari kemauan
yang baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang akan
menyempurnakannya. Dijelaskan pokok-pokok pandangan Immanual Kant :
1. Wujud yang paling
dalam dari kenyataan (hakikat) ialah kerohanian
2. Factor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah
kemauan yang melahirkan tindakan yang konkrit.
3. Dari kemauan yang
baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yang menyempurnakannya yaitu rasa
kewajiban.
Dalam
etika Immanual Kant, kita dapat mengadakan beberapa catatan :
1. Dasar etika
Kant, ialah akal pikiran
2. Menurut Kant, yang
terpenting ialah kemauan mencapai hakikat sesuatu.
3. Kant, mendasarkan
“rasa kewajiban” untuk terwujudnya perbuatan banyak hal-hal yang meminta
perhatian etika
9.
Baik Buruk Aliran Tradisonal
Tiap
umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu yang dianggap baik
untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun juga, dipengaruhi oleh adat
kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir dalam lingkungan bangsanya.
Harus
diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya secara ilmiah
kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian, maka terjadilah bermacam-macam
perbedaan adat / kebiasaan diantara bangsa-bangsa, tidak itu saja, bahkan
perbedaan antar suku. Adapun sumber daripada adat kebiasaan antara lain :
1. Perbuatan-perbuatan
yang dilakukan oleh nenek moyangnya
2. Perbuatan /
peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan kepada akal.
3. Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu
perbuatan yang akhirnya diwariskan secara turun temurun.
4. Perbuatan
orang-orang terdahulu
10.
Baik Buruk Aliran Naturalisme
Yang
menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia menurut aliran ini adalah
perbuatan yang sesuai dengan ftrah / naluri manusia itu sendiri baik mengenai
fitrah lahir maupun fitrah batin. Aliran ini berpendirian bahwa segala sesuatu
dalam dunia ini menuju kepada suatu tujuan tertentu. Dengan memenuhi panggilan
nature setiap sesuatu akan dapat sampai kepda kesempurnaan. Karena akal pikiran
itulah yang menjadi wasilah bagi manusia untuk mencapai tujuan kesempurnaan,
maka manusia harus melakukan kewajibannya dengan berpedoman kepada akal.
11.
Baik Buruk Aliran Theologis
Aliran
ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia,
adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu diperintahkan /
dilarang oleh-Nya. Dengan perkataan theologies saja nampakanya masih samara
karena didunia ini terdapat bermacam-macam agama yang mempunyai kitab suci
sendiri-sendiri yang antara satu dengan yang lain tidak sama. Sebagai jalan
keluar dari kesamaran itu ialah dengan mengkaitkan etika, theologies ini dengan
jelas kepada agama, missal etika theologies menurut Kristen, ertika theologies
menurut Yahudi dan Theologis menurut Islam.
Sumber:
(http://safruddinasaf.files.wordpress.com/2009/11/akhlak-tasawuf-baik-dan-buruk-komplit.pdf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar