Senin, 26 Maret 2012

Transportasi

2.1       Transportasi
     Metoda transportasi merupakan suatu metoda yang digunakan dalam mengatur suatu  pendistribusian dari sumber-sumber yang menyediakan jenis-jenis produk yang sama, menuju ketempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Metode transportasi juga digunakan dalam pemecahan masalah-masalah di dunia bisnis contohnya seperti masalah yang meliputi bidang periklanan, pengalokasian dana untuk investasi, menganalisis lokasi, serta penjadwalan produksi (Subagyo, 2000).
            Masalah transportasi secara umum berhubungan dengan masalah pendistribusian barang dari beberapa kelompok tempat penyediaan (sumber) ke beberapa kelompok penerima (tujuan). Tujuan dari pemecahan permasalahan transportasi tersebut adalah untuk meminimumkan total biaya distribusi agar tercapai keuntungan yang maksimal dari suatu produk (barang) yang diproduksi (Ayu, 1996).

2.2       Pengertian Transportasi
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand), dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi (Dimyati, 1994).
Ciri-ciri khusus persoalan transportasi ini adalah :
1.      Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2.      Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3.      Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4.      Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.

2.3.      Macam-macam Masalah Transportasi
Terdapat dua masalah dalam transportasi dan penugasan yaitu masalah maksimasi dan masalah minimasi (Ayu, 1996).
2.3.1    Masalah Minimasi
Masalah minimasi dalam transportasi dapat diselesaikan melalui beberapa cara, antara lain:
1.      Ditentukan nilai terkecil dalam setiap baris, lalu mengurangkan semua nilai dalam baris tersebut dengan nilai terkecilnya.
2.      Diperiksa apakah setiap kolom telah mempunyai nilai nol, bila sudah dilanjutkan kepada langkah selanjutnya bila belum maka dialkukan penentuan nilai terkecil dari setiap kolom yang belum mempunyai nilai nol, kemudian nilai pada setiap kolom tersebut dikurangkan dengan nilai terkecilnya.
3.   Ditentukan apakah terdapat n elemen nol dimana tidak terdapat dua nilai nol yang berada pada baris/kolom yang sama, dimana n adalah jumlah kolom/baris. Jika ada, maka tabel tersebut telah optimal, jika belum maka dilanjutkan langkah selajuntnya.
4.   Dilakukan penutupan semua nilai nol dengan menggunakan garis vertikal/horizontal seminimal mungkin.
5.   Ditentukan nilai terkecil dari nilai-nilai yang tidak tertutup garis, lalu semua nilai yang tidaak tertutup garis dikurangkan dengan nilai terkecil tersebut, dan nilai yang tertutup oleh dua garis ditambahkan dengan nilai terkecil tersebut.
6.      Kembali ke langkah tiga.

2.3.2    Masalah Maksimasi
Masalah maksimasi dalam transportasi dapat diselesaikan melalui beberapa cara antara lain :
1.      Ditentukan nilai terbesar dalam setiap baris, lalu mengurangkan semua nilai dalam baris tersebut dengan nilai terbesarnya.
2.      Diperiksa apakah setiap kolom telah mempunyai nilai nol, bila sudah dilanjutkan kepada langkah selanjutnya bila belum maka dialkukan penentuan nilai terbesar dari setiap kolom yang belum mempunyai nilai nol, kemudian nilai pada setiap kolom tersebut dikurangkan dengan nilai terkecilnya.
3.   Ditentukan apakah terdapat n elemen nol dimana tidak terdapat dua nilai nol yang berada pada baris/kolom yang sama, dimana n adalah jumlah kolom/baris. Jika ada, maka tabel tersebut telah optimal, jika belum maka dilanjutkan langkah selajutnya.
4.   Dilakukan penutupan semua nilai nol dengan menggunakan garis vertikal/horizontal seminimal mungkin.
5.   Ditentukan nilai terbesar dari nilai-nilai yang tidak tertutup garis, lalu semua nilai yang tidaak tertutup garis dikurangkan dengan nilai terbesar tersebut, dan nilai yang tertutup oleh dua garis ditambahkan dengan nilai terbesar tersebut.
6.      Kembali kelangkah tiga.
Pemodelan transportasi adalah masalah pendistribusian sejumlah produk atau komoditas dari beberapa sumber distribusi (supply) kepada beberapa daerah tujuan (demand) dengan berpegang pada prinsip biaya disrtibusi minimal. Selain untuk mencari biaya distribusi minimal, pemodelan transportasi juga dapat digunakan untuk mencari perolehan/pendapatan maksimal dari strategi distribusi komoditi yang mempunyai keuntungan tertentu (Purnomo, 2004).
Persoalan transportasi memiliki ciri-ciri khusus antara lain sebagai berikut:
1.      Terdapat sejumlah sumber sebagai pusat distribusi dan sejumlah tujuan tertentu.
2.   Jumlah komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3.   Produk yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya sesuai dengan permintaan atau kapasitas sumber.
4.      Ongkos pengangkutan dari suatu sumber ke suatu tujuan besarnya tertentu.
5.   Kapasitas sumber harus sama dengan kapasitas tujuan, jika tidak sama maka harus disamakan dengan jalan menambah dummy pada kapasitas sumber.
Menyelesaikan persoalan transportasi, dapat dilakukan dengan langkah-langkah  sebagai berikut:
Langkah I  Menentukan Solusi Awal
Yang dimaksud dengan menentukan solusi awal adalah solusi perantara yang belum menunjukan solusi optimal. Sedang untuk mendapatkan solusi optimal harus dilakukan tahapan lanjut yang sama sekali berbeda dengan tahapan seperti tahapan yang telah dilakukan. Mencari solusi awal dapat dilakukan dengan  metode-metode sebagai berikut:
1.    Metode Pojok Kiri Atas (North West Corner)
Metode ini didasarkan pada aturan atau pengalokasian normatif dari persediaan dan kebutuhan sumber dalam suatu matriks bisya transportasi tanpa perhitungan besar-besaran ekonomis. Aturan normatif tersebut yakni  membebani semaksimal mungkin sampai batas maksimum persediaan atau kebutuhan (mana yang tercapai lebih dahulu) pada matriks alokasi pada ujung kiri atas terus menuju kekanan bawah sedemikian hingga seluruh kebutuhan akan sumber dapat terpenuhi.
2.    Metode Ongkos Terkecil (Least Cost)
Berbeda dengan metode pojok kiri atas yang tidak mempertimbangkan faktor ongkos, metode ongkos terkecil memberikan prioritas pengalokasian pada sel yang mempunyai ongkos terkecil.
3.    Metode Pendekatan Vogel (Vogel’s Approximation Method/VAM)
       Metode ini merupakan metode terbaik dari kedua metode diatas. Penerapan metode ini walaupun tidak selalu menghasilkan pemecahan optimum akan tetapi dapat menghasilkan pemecahan yang optimal.
Langkah pengerjaan metode VAM adalah dengan menentukan penalti yaitu selisih dua ongkos terkecil dari tiap kolom dan baris. Pilih penalti yang terbesar, alokasikan sebanyak mungkin kapasitas sumber atau kebutuhan pada sel yang mempunyai ongkos terkecil dari setiap baris dan kolom sedangkan untuk baris dan kolom dengan kapasitas sumber yang mempunyai nilai nol tidak dilakukan perhitungan penalty.
4.        Metoda Aproksimasi Russell (RAM)
Untuk setiap baris ditentukan nilai Ui yang merupakan biaya tertinggi pada baris tersebut. Sedangkan untuk setiap kolom ditentukan nilai Vi yang merupakan biaya tertinggi pada kolom tersebut. Untuk setiap kotak variabel Xij dilakukan perhitungan nilai ∆ij = Cij – Ui – Vi . Pengalokasian dilakukan pada kotak veriabel dengan nilai ∆ij negatif terbesar.
Langkah II  Melakukan Optimasi
Tahapan-tahapan yang sudah dilalui diatas bukanlah solusi akhir yang dicari, tetapi hanya kondisi yang relatif optimal sehingga kita dapat lebih mudah mengurangi perhitungan-perhitungan interatif. Untuk mencari solusi optimal terdapat suatu terminologi penting didalam tahapan ini yaitu loop akan kita peroleh dari suatu kondisi yang lebih optimal. Adapun langkah-langkah dalam optimasi adalah sebagai berikut:
a).   Pilih salah satu penyelesaian awal seperti langkah I
b).   Tentukan nilai Ui dan Vj untuk baris dan kolom dengan mengawali U1 = 0.
Tentukan Ui dan Vj sisanya dengan menggunakan persamaan :
Ui + Vj = Cij. Perhitungan hanya pada sel-sel yang teralokasi kapasitas sumber atau kebutuhan.
c).  Tentukan nilai tij untuk sel-sel yang tidak teralokasi kapasitas sumber atau kebutuhan dengan menggunakan nilai Ui dan Vj dengan formula :
        tij = Ui + Vj - Cij
d).   Jika semua nilai tij adalah nol atau negatif, solusi optimal telah dicapai. Jika nilai tij adalah positif terbesar kemudian solusi dilakukan seperti pada langkah e.
e).  Identifikasi suatu putaran tertutup yang diawali dari sel yang mempunyai nilai tij terbesar, alternatif gerakan bisa ke atas, ke bawah, ke kiri atau ke kanan menuju ke sel terisi kapasitas sumber atau kebutuhan kembali pada sel tij awal.
f).   Tandai putaran tertutup dari sel tij dengan tanda positif kemudian berturut-turut bergantian tanda pada sel-sel yang terkena rute perpindahan, sel yang bertanda negatif  dilakukan pengurangan dan yang bertanda positif dilakukan penambahan terhadap kapasitas sumber atau kebutuhan yang terpilih.
g).   Ulangi pada langkah b, sampai nilai tij sama dengan nol atau negatif.


4 komentar:

  1. Thank infonya gan...silahkan kenalan dengan kami di http://livingmail.blogspot.com komentar, kritik dan apresiasinya akan sangat kami hormati, salam hangat...

    BalasHapus
  2. Infonya bermanfaat, thanks udah share sob !!


    bisnistiket.co.id

    BalasHapus
  3. bisa minta kontak emailnya ?

    BalasHapus
  4. Ada permasalahan transportasi ga kk

    BalasHapus